air yang keluar dari celah-celah pegunungan atau bukit disebut
Kalaupunucapan peramal itu disebut meracau, para ilmuwan modern menghubungkannya dengan kemungkinan adanya gas yang keluar dari celah di pegunungan di Kuil Apollo. Menurut penelitian tahun 2001, pada zaman Yunani kuno di lokasi Kuil Apollo diduga ada konsentrasi tinggi dari gas etilen atau gas lainnya.
Dilansirdari Ensiklopedia, air yang masuk ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah akan menjadi air cadangan. air cadangan ini disebut sebagai sumber air. Baca Juga: Alat ukur mistar mempunya ketelitian hingga?
Bukitatau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. -bagian yang lebih kecil tanpa mengubah komposisinya. Proses ini bisa terjadikarena sinar matahari, perubahan suhu, dan pembekuan air pada celah-celah batuan. biasanya terjadi di pegunungan. Bisa juga disebut abrasi
yakarena air itu ada siklusnya, dimana air yang mengalir dari pegunungan ke sungai-sungai akan mengalir ke laut, kemudian air laut mengalami evaporasi atau penguapan karena pengaruh sinar matahari, kemudian air yang menguap tersebut mengalami kondensasi atau menjadi awan dan awan tersebut membuat hujan yang airnya akan turun ke pegunungan dan
Materihasil ekstrusi magma dapat berupa: 1) Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke permukaan bumi. 2) Lahar, yaitu material campuran antara lava dengan materi-materi yang ada di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, debu, dan lain-lain denganair sehingga membentuk lumpur.
Tak Ingin Usai Chord. Squad, siapa di sini yang suka mempelajari relief muka bumi? Kalian lebih suka belajar tentang relief daratan atau relief dasar laut? Hmm tahukah kamu, relief daratan dan relief dasar laut banyak jenisnya, lho! Apa saja berbagai relief daratan dan dasar laut? Kuy, sekarang kita bahas! Baca Juga Mengenal Dataran Tinggi, Gunung, Danau, Lembah, dan Sungai Relief Daratan Squad, secara garis besar, relief daratan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Apa saja, sih? Gunung berapi, pegunungan dan bukit Squad, permukaan bumi yang menonjol ke atas bisa dikategorikan sebagai gunung, pegunungan, atau bukit. Di Indonesia, terdapat gunung yang disebut dengan gunung merapi. Contoh gunung merapi antara lain Gunung Kerinci, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru. Hmm, apa bedanya gunung dengan pegunungan, ya? Gunung hanya berjumlah 1, Squad. Sedangkan pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung. Tinggi pegunungan biasanya lebih dari 500m, sehingga menjulang lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya. Contoh pegunungan antara lain Pegunungan Bukit Barisan dan Pegunungan Jaya Wijaya. Lalu, apa yang dimaksud dengan bukit? Nah, bukit adalah pegunungan rendah, Squad. Tinggi bukit biasanya kurang dari 500m. Pegunungan Jaya Wijaya di Papua Sumber Squad, ternyata Indonesia memiliki banyak deretan pegunungan, lho! Apa saja, ya? Kuy, kita simak! Dataran tinggi dan dataran rendah Squad, apa sih bedanya dataran tinggi dan dataran rendah? Dataran rendah adalah suatu daerah yang relatif datar dengan ketinggian kurang dari 200m. Sedangkan daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 200m disebut dengan dataran tinggi. Contoh dataran tinggi antara lain Dataran Tinggi Gayo di Aceh. Dataran Tinggi Gayo di Aceh Sumber Pantai Squad, daratan yang berada di tepi laut disebut pantai. Di pantai sendiri terdapat banyak bentuk muka bumi, antara lain teluk, tanjung, delta, dan gosong. Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan, sedangkan tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang dari tanjung disebut juga jazirah atau semenanjung. Delta merupakan tanah endapan di muara sungai, dan gosong adalah pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke daratan ketika air laut surut. Teluk Saleh, Sumbawa Sumber Relief Dasar Laut Squad, sebagaimana relief daratan, relief dasar laut juga memiliki permukaan yang menonjol ke bagian atas maupun bagian yang cekung ke bawah. Apa saja, ya? Ada 4 jenis nih Squad Basin, Celah Memanjang, Pegunungan Bawah Laut, dan Gunung Berapi Dasar Laut. Basin sering disebut sebagai lubuk laut. Basin ini mirip dengan palung laut, Squad! Tapi bagian dasarnya lebih lebar dan datar. Sedangkan celah memanjang sering disebut dengan rift valley. Celah memanjang mirip dengan parit yang lebar, tetapi posisinya memanjang di dasar laut. Psst, laut juga punya pegunungan dan gunung seperti di daratan juga, lho! Yang membedakan hanya posisinya saja yang berada di bawah permukaan air, Squad. Luar biasa, ya! Squad, sungguh luar biasa ya kekayaan relief alam Indonesia! Jika ada kesempatan, sepertinya menyenangkan ya bisa berlibur ke daerah-daerah di seluruh Indonesia dan melihat langsung kekayaan relief alamnya. Psst, sebelum liburan, belajar yang maksimal dulu, yuk bersama ruanglesonline! Kamu bisa tanya-tanya PR atau tugas sekolah yang kamu nggak ngerti dengan kakak tutor yang berpengalaman di bidangnya masing-masing. Lewat mana tuh, nanyanya? Lewat aplikasi Ruangguru dong! Yuk, download di sini dan sampai ketemu di ruanglesonline, ya! Referensi Wardiyatmoko. 2006. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Erlangga Sindhu P. Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Erlangga Sumber foto Foto Pegunungan Jaya Wijaya di Papua [daring]. Tautan Foto Dataran Tinggi Gayo di Aceh [daring]. Tautan Foto Teluk Saleh, Sumbawa [daring]. Tautan Artikel terakhir diperbarui pada 3 Desember 2020.
Pengertian PegununganPegunungan adalah sebuah dataran yang menjulang lebih tinggi dari sekelilingnya. Dalam pengertian yang lain, pegunungan adalah perbukitan yang berketinggian antara 500 m-600 m dari permukaan laut. Pegunungan berlereng terjal, dengan relief sekitar yang curam dan kawasan puncak yang relatif lebar. Pegunungan merupakan rangkaian beberapa gunung. Gunung-gunung yang berjejer membentuk pegunungan yang panjangnya dapat mencapai ribuan kilometer serta membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk. Terbentuknya pegunungan berlangsung melewati tiga tahap. Tahap pertama adalah sedimentasi, endapan terbawa dari daratan oleh sungan atau terlempar keluar dari gunung berapi. Endapan mengendap menjadi lapisan tebal, biasanya di dalam lautan dan kemudian termampatkan menjadi batuan endapan. Kedua, pergerakan lapisan kerak akan mendesak batu-batuan dan mendorongnya sehingga terlipat. Ketiga, tekanan yang sangat besar menyebabkan lapisan batuan terangkat membentuk pegunungan. Baca Juga Pengertian Tanah Podsol Adalah Karakteristik, Proses Terbentuknya, Morfologi, Persebaran Tanah Podzol di Indonesia dan Pemanfaatan Tanah PodzolCiri Pegunungan Adapun untuk beberapa ciri dari wilayah daratan dan pegunungan, diantaraya; Memiliki kumpulan atau gugusan beberapa gunung besar dan juga kecil yang memanjang dan sambung menyambung menjadi satuMemiliki sebuah daratan yang menjulang dari sekelilingnyaMemiliki ketinggian antara 500 m hingga 600 m dari permukaan air lautMemiliki rangakian dari beberapa gunungBarisan dari pegunungan terdapat dalam suatu barisan di suatu wilayahTerkoneksi sehingga membentuk garis panjangGundukan di pegunungan akan senantiasany diciptakan oleh jenis patahanKenaikan yang sangat curam dalam lanskap yang seringkali tiba-tiba dibandingkan dengan sekitarnyaTinggi minimum lebih dari kakiKemiringan yang curam dan puncak atau puncak yang ditentukanTergantung pada lereng dan ketinggian, gunung bisa menjadi tantangan untuk didakiJenis- jenis PegununganPegunungan, mungkin apabila kita melihatnya dan membandingkannya antara satu dengan yang lainnya akan terlihat mirip atau sama saja. Namun tahukah Anda bahwasannya pegunungan ini ternyata dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis- jenis pegunungan ini terutama dilihat dari ketinggian yang dimiliki oleh pegunungan tersebut. Adapun beberapa jenis pegunungan yang perlu kita pelajari antara lain adalah sebagai berikutPegunungan rendahJenis dari pegunungan yang pertama adalah pegunungan rendah. Pegunungan rendah merupakan jenis pegunungan yang mempunyai ketinggian tidak terlalu tinggi. pegunungan dikelompokkan menjadi pegunungan rendah apabila mempunyai ketinggian antara 500 sampai dengan meter di atas permukaan air tinggiJenis pegunungan yang selanjutnya adalah pegunungan tinggi. pegunungan tinggi ini tentu saja merupakan kebalikan dari pegunungan rendah. Jenis pegunungan tinggi ini merupakan pegunungan yang mempunyai ketinggian di atas pegunungan rendah. Pegunungan dikatakan sebagai jenis pegunungan tinggi apabila mempunyai ketinggian lebih dari m di atas permukaan air laut. Sungguh ketinggian yang sangat tinggi dibandingkan denagn daerah yang ada di Terbentuknya Pegunungan Pegunungan dapat terbentuk melalui beberapa proses, diantaranya yaitu Proses sedimentasi Pada proses sedimentasi ini arti sungai membawa endapan menuju daratan, atau proses ketika endapan hasil letusan gunung dilemparkan ke daratan. Endapan tersebut lama kelamaan menumpuk dan berubah menjadi batuan sedimen yang semakin lama ukurannya semakin besar. Pergerakan lapisan kerak Ketika endapan telah terbentuk, akan terjadi proses pergerakan lapisan kerak bumi. Ketika batuan sedimen telah terbentuk, akan terjadi proses pergerakan lapisan kerak yang dapat mendesak batuan sedimen tersebut hingga terhimpit atau terlipat. Tekanan besar Setelah mengalami pelipatan Pada proses teknanan ini biasanya terjadilah secara besar yang menyebabkan lapisan tanah khusushnya pada bagian batuan tersebut semakin terangkat. Hal itulah yang akan membentuk barisan gunung, atau yang dikenal dengan istilah Pegunungan Pegunungan dapat dijadikan ladang perkebunan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia. Beberapa tanaman seperti buah strawberry, sayuran wortel, dan lain sebagainya memerlukan tumbuh kembang pada iklim sejuk hingga notabene memiliki iklim sejuk hingga dingin. Maka dari itu wilayah pegunungan dapat dimanfaatkan manusia sebagai sektor perkebunan penghasil kebutuhan pasar. Manfaat lain dari pegunungan secara lengkap antara lain. Perkebunan Tanaman tumbuh berdasarkan temperatur udara yang menaungi tempat budidaya. Pohon kelapa mampu tumbuh di pesisir pantai, namun tidak akan dapat tumbuh di pegunungan. Kesimpulannya, pohon kelapa merupakan jenis tumbuhan yang cocok ditanam pada zona iklim panas. Maka dari itu daerah pantai banyak menghadirkan tanaman pohon kelapa untuk memperindah suasana dan penghasil komoditas nomor melon merupakan tumbuhan buah yang hanya dapat ditanam pada zona iklim sejuk. Melon tidak dapat ditemukan di pesisir pantai. Budidaya tumbuhan buah melon hanya dapat terjadi pada zona iklim sejuk. Ciri-ciri tanaman zona iklim sejuk dapat dikenali dari kulitnya yang tebal. Ketebalan kulit dapat melindungi tumbuh kembang tanaman dari dinginnya udara mulai bentuk bibit hingga siap panen. Tempat Wisata Pemanfaatan pegunungan selanjutnya digunakan sebagai tempat wisata. Gunung dan pegunungan memiliki pemanfaatan yang berbeda dalam kegunaannya sebagai objek gunung, mencapai puncak harus dilewati dengan cara mendaki akibat sulitnya medan pendakian. Sedangkan pegunungan sudah dirancang untuk dapat dilewati oleh mobil/motor sehingga tidak perlu mendaki sampai ke puncak. Olahraga Udara Pada era modern seperti sekarang ini, banyak sekali cabang olahraga yang memanfaatkan pegunungan sebagai arena kompetisi. Salah satunya adalah olahraga yang berhubungan dengan penerbangan seperti paralayang, gantole, sky diving, dan lain dirasa memiliki ketinggian yang cukup dalam melakukan cabang olahraga tersebut. Tingkat keamanan medan pegunungan juga lebih terjaga dari pada gunung. Permukiman Di wilayah yang masuk dalam definisi kota, tentusaja sudah terlalu padat permukiman penduduk. Akibatnya harga tanah dan rumah di daerah perkotaan lebih mahal. Untuk mengatasi hal tersebut, para pengusaha property memanfaatkan pegunungan sebagai sarana membangun permukiman baru. Dari fenomena tersebut, lahir dampak positif dan negatif. Positifnya adalah bertambahnya area permukiman baru. Negatifnya, penebangan hutan secara liar tidak dapat terhindarkan. Penginapan Sejuknya udara di wilayah pegunungan selalu dirindukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Kota identik dengan daerah yang mengandung polusi tanah dan udara tinggi sehingga wilayahnya menjadi panas. Berbeda dengan pegunungan yang sejuk dan memberikan sensasi warga perkotaan yang ingin merasakan sejuknya pegunungan, akhirnya dibangunlah beberapa penginapan sebagai ladang bisnis warga lokal. Tempat Penelitian Manfaat pegunungan bagi manusia secara umum yang nomor 7 adalah sebagai tempat penelitian. Banyak sarana untuk diteliti yang hanya ditemukan di pegunungan. Jenis tanah, komoditas panen, kondisi sosial ekonomi petani kebun, dan lain-lain adalah beberapa variabel penelitian yang hanya bisa dilakukan di pegunungan. Atas dasar tersebut maka dibangunlah wilayah konservasi yang terletak di pegunungan. Penghasil Oksigen Manfaat hutan salah satunya ialah sebagai paru-paru dunia. Disebut demikian karena setiap pohon yang ada di hutan menghasilkan oksigen sebagai syarat hidup manusia dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Pada proses tersebut tumbuhan membutuhkan penyerapan air, karbondioksida, dan sinar matahari untuk kemudian diolah menjadi oksigen. Proses fotosintesis tersebut dilakukan secara alami/naluriah oleh setiap tumbuhan. Pembeda Iklim Jika tidak ada pegunungan, maka pembagian iklim di Indonesia seluruhnya mengandung zona panas. Hal ini dikarenakan garis khatulistiwa yang melewati daratan Indonesia. Hadirnya pegunungan berfungsi sebagai pembeda iklim antara pesisir pantai dan dataran tinggi. Dari pembeda iklim tersebut muncul perbedaan hasil komoditas panen antara dataran rendah dan dataran Gunung dengan PegununganGunung dan pegunungan merupakan dua kata yang mirip. Kemiripan kata ini bukan berarti bahwa keduanya bisa disamakan. Ada perbedaan yang cukup mencolok antara keduanya. Adapun pengertian dari pegunungan telah kita ketahui bersama di atas. Lalu, bagaimana dengan gunung? Apakah benar gunung juga mempunyai pengartian yang sedemikian mirip? Kita akan membahas bersama- pegunungan di atas diartikan sebagai rentetan beberapa gunung atau bukit yang membentuk satu deret atau bentangan, maka lain halnya dengan gunung. Gunung merupakan sebuah tonjolan atau bentuk permukaan bumi yang lebih tinggi dari yang ada di sekitarnya. Gunung ini berbeda dari bukit karena lebih curam dan memiliki ketinggian yang lebih tinggi daripada bukit. Selain itu gunung ada yang bisa erupsi namun ada juga yang tidak. Gunung yang masih bisa melakukan erupsi dinamakan gunung berapi aktif, sementara yang tidak bisa adalah gunung mati atau tidak aktif .Itulah pengertian yang cukup jelas dari gunung dan juga pegunungan. Dari pengertian tersebut sudah dapat dilihat bahwasannya letak perbedaan antara gunung dengan pegunungan ini adalah pada Pegunungan Berikut ini akan diulas beberapa contoh pegunungan Pegunungan Himalaya Himalaya merupakan sebuah barisan pegunungan di Asia yang memisahkan anak benua India dari Dataran tinggi Tibet. Di Himalaya terdapat gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dengan ketinggian m dpl, Dapsang dengan ketinggian m dpl, dan Kangchenjunga m dpl, serta merupakan sumber dari 2 sistem sungai besar yaitu Sungai Indus dan Sungai Pegunungan Himalaya panjangnya sekitar 2400 km, dari Nanga Parbat di barat hingga Namche Barwa di timur, yang melintasi 5 negara yaitu Pakistan, India, Tiongkok, Bhutan dan Nepal. Lebar pegunungan bervariasi antara 250-300 terdiri atas 3 barisan parallel yang diatur menurut ketinggian dan usia secara geologis. Pegunungan ini terbentuk dari proses tumbukan lempeng tektonik yang disebut koalisi yang menghasilkan pegunungan non-vulkanik. Pegunungan Andes Pegunungan Andes merupakan pegunungan terpanjang di dunia yang membentuk rangkaian dataran tinggi sepanjang pantai barat Amerika Selatan. Panjang Pegunungan Andes lebih dari km, dan lebarnya mencapai 500 km pada beberapa tempat terlebar pada 18° sampai 20° LS, serta mempunyai ketinggian rata-rata sekitar m Andes membentang di 7 negara yaitu Argentina, Bolivia, Chili, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela. Ketujuh negara tersebut kadang disebut “Negara-Negara Andean” Andean States. Rangkaian pegunungan ini terdiri atas dua pegunungan besar yaitu Cordillera Oriental dan Cordillera Occidental, yang sering dipisahkan dengan cekungan yang dalam, yang kemudian muncul rangkaian pegunungan minor, seperti Cordillera de la Costa di gunung tertinggi di pegunungan ini Gunung Aconcagua yang menjulan m dpl. Puncak Chimborazo di wilayah Ekuador merupakan titik di permukaan bumi yang paling jauh dari pusat bumi karena adanya gelembung khatulistiwa equatorial bulge. Pegunungan Kaukasus Pegunungan Kaukasus merupakan rangkaian pegunungan di Eurasia yang terletak di antara laut Hitam dan laut Kaspia di wilayah Kaukasus. Pegunungan ini telah terbentuk sekitar juta tahun yang lalu. Pada pegunungan ini Gunung Elbrus yang merupakan gunung tertinggi di Eropa, yaitu dengan ketinggian m dpl. Pegunungan ini terdiri atas 2 pegunungan yaitu Kaukasus Besar dan Kaukasus Juga Pengertian Tanah Kapur Adalah Ciri - Ciri, Proses Terbentuknya, Kelebihan dan Kekurangan, Manfaat Tanah Kapur bagi Masyarakat dan Persebaran Tanah KapurDemikian Penjelasan Tentang Pengertian Pegunungan Adalah Ciri - Ciri, Jenis- jenis, Proses Terbentuknya, Manfaat , Contoh Pegunungan dan Perbedaan Gunung dengan Pegunungan. Jangan Lupa selalu kunjungi untuk mendapatkan Artikel Lainnya. Terimakasih Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Pegununganpengertian gunungpengertian bukitpengertian dataran tinggimanfaat pegununganpengertian pegunungan dan manfaatnyacontoh pegununganpengertian pegunungan brainlypengertian pantai
Airtanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lapisan batuan yang jenuh air, yang disebut sebagai akuifer. Airtanah dapat muncul ke permukaan tanah dengan berbagai cara yang umumnya dikontrol oleh kondisi geologi setempat, dan pemunculan airtanah ini disebut sebagai mata air. Sejak jaman dahulu, mata air telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata air dapat muncul di berbagai bentang alam, baik di dataran, perbukitan maupun pegunungan. Airtanah maupun mata air dapat ditemukan di berbagai macam batuan, seperti endapan sungai yang berupa pasir-kerikil-kerakal, endapan batuan karbonat yang berupa batugamping, ataupun pada endapan gunungapi yang berupa endapan lahar, breksi dan lava terkekarkan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 HIDROGEOLOGI MATA AIR DR. Ir. Heru Hendrayana Geological Engineering Dept., Faculty of Engineering Gadjah Mada University heruha PENGERTIAN MATA AIR Airtanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lapisan batuan yang jenuh air, yang disebut sebagai akuifer. Airtanah dapat muncul ke permukaan tanah dengan berbagai cara yang umumnya dikontrol oleh kondisi geologi setempat, dan pemunculan airtanah ini disebut sebagai mata air. Sejak jaman dahulu, mata air telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata air dapat muncul di berbagai bentang alam, baik di dataran, perbukitan maupun pegunungan. Airtanah maupun mata air dapat ditemukan di berbagai macam batuan, seperti endapan sungai yang berupa pasir-kerikil-kerakal, endapan batuan karbonat yang berupa batugamping, ataupun pada endapan gunungapi yang berupa endapan lahar, breksi dan lava terkekarkan. Mata air yang dijumpai di pegunungan umumnya terdapat pada batuan volkanik baik berupa endapan lahar, breksi dan lava, yang umumnya muncul karena adanya pemotongan topografi terhadap akuifernya. Mata air di pegunungan dianggap sebagai sumber air yang sempurna, baik kuantitas maupun kualitasnya. Debit mata air di pegunungan umumnya besar dan menerus, karena di daerah ini umumnya merupakan daerah basah dengan intensitas curah hujan tinggi dan masih mempunyai daerah tangkapan air yang relatif baik. Kualitas air yang didapatkan sangat baik, karena di daerah pegunungan dianggap sebagai awal pemunculan airtanah ke permukaan, dimana relatif belum banyak dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas airtanah. Indonesia merupakan daerah tropis basah dengan curah hujan yang relatif tinggi dan secara geologis terletak di daerah busur gunung api. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun non aktif yang secara geologis gunung-gunung api Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat sempurna sebagai akuifer. Dengan curah hujan yang tinggi, maka umumnya di daerah-daerah sekitar gunung api mempunyai kandungan airtanah yang cukup melimpah dan dengan kualitas yang sangat baik. Airtanah di daerah gunung api di Indonesia umumnya mempunyai tingkat salinitas rendah, kandungan hidrogen karbonat, kalsium, magnesium, serta natrium melimpah secara alamiah, berasa segar, jernih dengan kandungan organisme sangat rendah. Kondisi geomorfologi sangatlah berpengaruh terhadap keberadaan airtanah di suatu wilayah, dan terdapat pengaruh kuat antara genesis atau proses geomorfologi masa lampau terhadap pembentukan bentuk lahan saat ini, dan akhirnya berpengaruh terhadap proses pembentukan akuifer dan sifat hidrogeokimia. Dengan demikian geomorfologi suatu daerah akan menentukan hidrostratigrafi, keterdapatan dan karakteristik airtanahnya, serta proses hidrogeokimia. Hubungan tersebut memberikan arahan pada pencarian sumber mata air yang sempurna di daerah pegunungan. Menurut Hendrayana, 1994, Mata air adalah tempat dimana airtanah merembes atau mengalir keluar ke permukaan tanah secara alamiah. Mata air adalah tempat pemunculan airtanah pada lapisan akuifer dari bawah permukaan tanah ke atas permukaan tanah secara alamiah. Selanjutnya, air yang keluar dari mata air akan mengalir di permukaan tanah sebagai air permukaan melalui alur-alur sungai. Mata air sering diidentifikasikan sebagai awal sumber air bagi sungai-sungai yang ada. Menurut Kresic dan Stevanovic, 2010, mata air springs adalah lokasi pemusatan keluarnya airtanah yang muncul di permukaan tanah, karena terpotongnya lintasan aliran airtanah oleh fenomena alam. Beberapa pengertian lain dari beberapa ahli, antara lain menyebutkan, bahwa mata air adalah sebuah tempat di permukaan tanah dimana airtanah mengalir keluar dari akuifer dan menunjukkan adanya aliran air yang disebabkan oleh adanya perbedaan elevasi “hydraulic head” pada akuifer dengan elevasi “hydraulic head” di permukaan tanah dimana airtanah muncul. Apabila keluarnya airtanah tersebut tidak menunjukkan sebagai aliran air, maka dapat disebut sebagai “seepage” atau rembesan, dengan demikian sebenarnya rembesan air yang terdapat pada lereng-lereng dan lembah-lembah sungai dapat diklasifikasikan juga sebagai mata air. Dari beberapa definisi atau pengertian di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa terjadinya mata air haruslah secara alamiah, yaitu terjadi karena proses-proses geologi ataupun proses alam Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 lainnya. Dengan demikian, apabila keluarnya airtanah tersebut karena pengaruh aktivitas manusia, seperti pemboran dan penggalian, maka tidak termasuk sebagai mata air. PEMBENTUKAN DAN KLASIFIKASI MATA AIR Pembentukan atau genesa sebuah mata air merupakan suatu hal yang harus diketahui dalam rangka evaluasi kuantitas, kualitas dan kontinuitas aliran air yang keluar dari mata air. Sistem aliran airtanah dan sistem hidrogeologi pada suatu mata air menunjukkan genesa mata air, dengan demikian kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi mata air. Klasifikasi mata air dikelompokkan berdasarkan pada berbagai karakteristiknya maupun pada proses pembentukannya atau genesa-nya, sehingga di alam terdapat berbagai macam sebutan pada mata air – mata air yang ada, tergantung dasar pengelompokkannya. Klasifikasi mata air berdasarkan kontinuitas keluarnya airtanah pada mata air, maka mata air dapat dibedakan menjadi Mata air intermittent, mata air yang mengeluarkan airtanah secara tidak menerus. Mata air musiman, mata air yang mengeluarkan airtanah hanya pada musim basah/musim penghujan, sedangkan pada musim kering/musim kemarau mata air tidak berair. Mata air tahunan, mata air yang mengeluarkan airtanah secara menerus, baik pada musim penghujan maupun pada musim kemarau. Mata air periodik, mata air ini dijumpai pada bentang alam karst, yaitu mata air yang mengeluarkan airtanah secara tidak menerus dan tidak konstan, pada waktu berair umumnya mempunyai interval perioda yang relatif sama dan selaras dengan air permukaan. Klasifikasi mata air berdasarkan jenis akuifer yang mengeluarkan airtanahnya, maka mata air dibedakan Mata air artesis, yaitu mata air yang airtanahnya berasal dari akuifer tertekan. Mata air bebas, yaitu mata air yang airtanahnya berasal dari akuifer tidak tertekan. Klasifikasi mata air berdasarkan suhu airtanah yang dikeluarkan oleh mata air, maka mata air dibedakan Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 Mata air dingin/normal, yaitu mata air yang airtanahnya mempunyai suhu yang sama dengan suhu udara rata-rata di lingkungan mata air setempat. Mata air panas, yaitu mata air yang airtanahnya mempunyai suhu yang lebih tinggi 6 sd 10 derajat celcius lebih tinggi daripada suhu udara rata-rata di lingkungan mata air setempat. Air dari mata air dipanaskan oleh proses alamiah, yaitu oleh adanya proses geothermal yang berkaitan dengan panas bumi di bawah permukaan tanah. Klasifikasi mata air berdasarkan sifat fisik batuan akuifer yang mengeluarkan airtanah, maka mata air dibedakan menjadi Mata air akuifer berpori, yaitu mata air yang airtanahnya berasal dari akuifer batuan berpori, seperti lapisan tanah tebal, sedimen lepas pasir dan gravel. Mata air “fractured” atau “fissured”, yaitu mata air yang airtanahnya berasal dari akuifer batuan yang retak-retak, joints, cleavages, patahan, seperti batuan sediment kompak, breksi, konglomerat, batuan beku, aliran lava. Mata air “tubular” atau “cave spring”, yaitu mata air yang airtanahnya berasal dari akuifer batuan yang berlubang-lubang terbuka ataupun batuan batugamping yang mengalami pelarutan, seperti pada bentang alam karst. Klasifikasi mata air berdasarkan sebab terjadinya mata air yang didasarkan pada perbedaan tekanan hidraulik pada akuifer dengan lokasi munculnya mata air di permukaan tanah, dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Mata air gravitasi, yaitu mata air di bawah kondisi tanpa tekanan, tidak tertekan, dimana muka airtanah terpotong oleh topografi, mata air ini disebut juga “descending spring”. Aliran airtanah yang muncul pada mata air ini terjadi karena gaya gravitasi dan berarah relatif horizontal. Mata air artesis artesian springs, yaitu mata air di bawah kondisi tekanan karena adanya akuifer tertekan, mata air ini disebut juga “ascending spring atau rising spring”. Aliran airtanah yang muncul pada mata air ini berarah relatif vertikal, karena adanya tekanan hidraulik dari bawah permukaan. Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 Mata air artesis adalah mata air yang airnya berasal dari akifer tertekan dan karena pengaruh tekanan perbedaan head, sehingga airtanah artesis mengalir ke atas setinggi permukaan piezometric tanpa harus dipompa. Berdasarkan panjang lintasan dan kedalaman asal-usulnya, maka airtanah artesis termasuk dalam sistem aliran airtanah intermediate atau sistem aliran airtanah regional. Panjang lintasan airtanah artesis berkisar antara 5 – 50 km, bahkan di beberapa tempat dapat mencapai > 50 km. Umur airtanah atau residence time pada mata air artesis juga jauh lebih tua orde puluhan~ribuan tahun, apabila dibandingkan dengan umur airtanah pada mata air depresi maupun umur airtanah pada mata air kontak yang umurnya hanya dalam orde jam sampai tahunan. Lintasan yang panjang dan umur yang tua menunjukkan proses filtrasi airtanah artesis sangat kompleks, itu sebabnya secara kualitas kemurnian airtanah artesis sangat tinggi dan tidak mudah terkontaminasi oleh kegiatan lingkungan di sekitarnya. Di samping itu karena jarak antara recharge dan discharge area yang jauh, maka secara kuantitas pasokan airtanah artesis jauh lebih sustainable dibandingkan dengan airtanah pada mata air dipresi maupun airtanah pada mata air kontak. Mata air gravitasi, yaitu mata air yang dihasilkan oleh tenaga gravitasi gravitational springs antara lain adalah Mata air depresi depresion springs, adalah mata air yang terbentuk karena muka airtanah terpotong oleh topografi permukaan tanah yang menurun; ditunjau dari asal-usul airnya, maka mata air depresi termasuk tipe mata air airtanah dangkal. Mata air jenis ini sangat labil; kuantitas dan kualitas airtanah yang dikeluarkan sangat tergantung pada keadaan lingkungan di sekitarnya, terutama ketergantungannya pada presipitasi/curah hujan dan mudahnya terkontaminasi oleh kegiatan manusia di atas permukaan tanah. Mata air depresi umumnya memiliki lintasan aliran airtanah yang pendek dan umur air yang relatif muda, serta diklasifikasikan sebagai sistem aliran airtanah lokal. Mata air kontak contact gravity springs, adalah mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara lapisan batuan yang lulus air/permeabel dengan lapisan batuan yang kedap air/impermeabel, yang terpotong muka airtanahnya oleh pemotongan topografi. Karena airtanah tidak dapat merembes ke lapisan impermeabel, maka airtanah keluar ke permukaan tanah dalam bentuk mata air di lokasi dimana terjadi kontak antara lapisan permeabel dengan lapisan impermeabel. Mata air kontak kebanyakan terjadi pada akifer bebas unconfined aquifer atau pada sistem airtanah dangkal. Sebagaimana mata air Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 depresi, kuantitas dan kualitas air keluaran mata air kontak juga sangat labil, mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan di sekitarnya, terutama faktor curah hujan dan pencemaran. Mata air kontak ini dapat juga dimasukkan pada kelompok ”Barrier Spring”, yaitu mata air yang airtanahnya keluar karena adanya struktur geologi ataupun karena kondisi geologi tertentu, yaitu adanya kontak batuan permeabel dengan batuan impermeabel yang membentuk struktur geologi karena proses geologi tertentu. Mata air turbuler turbulence/joint springs, adalah mata air yang terbentuk secara alamiah akibat adanya rekahan/fracture pada zona permeabel atau retakan/joint dalam batuan padat dan kompak yang memiliki permeabilitas rendah. Aliran airtanah terutama keluar melalui rekahan batuan pada airtanah dangkal maupun dari akifer dalam. Mata air terbentuk terutama ketika aliran airtanah terpotong oleh tekuk lereng break of slope. Klasifikasi mata air yang lain adalah berdasarkan besarnya debit yang keluar dari mata air, sehingga klasifikasi ini menghasilkan beberapa klas mata air berdasarkan discharge-nya. DAERAH TANGKAPAN AIR BAGI MATA AIR Menurut Hendrayana, 1994, daerah tangkapan air untuk mata air adalah cakupan wilayah dimana air permukaan dan airtanah mengalir menuju ke titik mata air, dengan demikian daerah tangkapan air tersebut merupakan daerah pengaruh terhadap mata air, atau disebut juga daerah imbuhan bagi mata air. Luas wilayah tangkapan air bagi mata air dikontrol oleh sistem aliran airtanah, kondisi geologi bawah permukaan dan tergantung pada proses geologi atau proses alam yang membentuk mata air genesa mata air. Daerah tangkapan air bagi mata air umumnya berbentuk elips lonjong yang mengarah ke hulu, dengan jarak mulai beberapa ratus meter sampai dengan beberapa kilometer. Daerah tangkapan air bagi mata air dapat digunakan sebagai analisis asal usul air yang muncul dan keluar di titik mata air. HIDROGEOKIMIA MATA AIR Airtanah mengalir di bawah permukaan pada lapisan batuan jenuh air akuifer, dan selama pengalirannya airtanah mengalami berbagai proses fisika-kimia-biologi, sehingga airtanah mengandung bermacam zat dan mineral, yang akhirnya mempunyai kualitas yang Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 berbeda di setiap tempat. Airtanah tersimpan di dalam akuifer dengan kedalaman dari beberapa meter sampai dengan ratusan-ribuan meter di bawah permukaan tanah, dan mempunyai waktu tinggal atau yang disebut sebagai residence time dari beberapa hari sampai jutaan tahun. Airtanah mengalir di bawah permukaan dalam lapisan batuan pembawa air dengan kecepatan beberapa milimeter sampai beberapa meter per hari. Selama pengalirannya airtanah mempunyai kontak langsung dengan mineral-mineral penyusun batuan, dan dengan berjalannya waktu kontak dari harian sampai jutaan tahun, maka terjadilah proses-proses fisika dan kimia. Proses hidrogeokimia tersebut sangatlah dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun akuifer, proses dan pola pergerakan airtanah, serta waktu tinggal airtanah terjebak di dalam akuifer. Proses hidrogeokimia tersebut menyebabkan terjadinya pelarutan mineral-mineral, sehingga ada perubahan komposisi kimia airtanah. Selama proses pengalirannya mulai dari daerah imbuhan recharge area sampai dengan daerah pelepasan discharge area, airtanah mengalir melalui sistem akuifer yang mempunyai karakteristik berbeda-beda. Hal inilah yang menyebabkan airtanah mengandung berbagai mineral dan kandungan zat lain, baik yang memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan manusia. Pengaruh mineral batuan terhadap kualitas airtanah inilah yang menyebabkan perbedaan kualitas airtanah pada mata air di berbagai daerah sesuai dengan kondisi geologi setempat. Selain pengaruh alamiah geogen/natural factor berupa kandungan mineral batuan, kualitas airtanah juga dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia anthropogen/artificial factor yang secara langsung memberikan kontribusi kandungan zat-zat tertentu di dalam airtanah. Sebagai akibatnya adalah, kualitas airtanah terus berkembang sejalan dengan pengalirannya yang dipengaruhi oleh kondisi alam yang dilaluinya, serta berbagai macam aktivitas manusia di atasnya. Akhirnya, kualitas airtanah pada mata air sangatlah beragam di berbagai tempat. Mata air mineral adalah mata air yang mengeluarkan airtanah dengan kandungan mineral-mineral tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh mahkluk hidup dalam bentuk garam-garam terlarut dengan jumlah tertentu secara alamiah. Air mineral tersebut umumnya berkaitan dengan sistem aliran airtanah intermidiate ataupun sistem aliran airtanah regional yang mempunyai residence time cukup lama, berasal dari sistem akuifer yang cukup dalam, dan umumnya berasal dari akuifer tertekan atau sebagai mata air artesis non gravitasional. Hidrogeologi Mata Air - Dr. Ir. Heru Hendrayana – UGM – heruha 2013 DAFTAR PUSTAKA Buchanan, Rex. 1998. “Kansas Springs” Public Outreach, Kansas Geological Survey. Hendrayana, H., 1994, “Dasar-Dasar Hidrogeologi”, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Kresic Neven & Stevanovic Zoran. 2010. “Groundwater Hydrology of Springss. Engineering, Theory, Management, and Sustainabilitty” Elsevier Inc. USA Maine Geological Survey, 2009. “An Introduction to Groundwater Hydrology” Department of Conservation, State of Maine. Meijerink, 1982. ”Hydrogeomorphology”. Lecture Notes. Dept. Geomorphology ITC Netherland. Seiler KP & Gat JR., 2007. “Groundwater Recharge from Run-off, Infiltration and Percolation”. Published by Springser, The Netherlands. ... Selanjutnya, air yang keluar dari mata air akan mengalir di permukaan tanah sebagai air permukaan melalui alur-alur sungai. Mata air sering diidentifikasikan sebagai awal sumber air bagi sungai-sungai yang ada Hendrayana, 2013. Di Desa Mandalasari, Rajamandala, Jawa Barat terdapat sebuat sumber mata air, masyarakat sekitar memanfaatkan sumber mata air tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup. ...Mochammad RizkyMiftah FauzanJupriSumber Mata AirAbstrak Peta merupakan gambaran kecil atau miniatur kenampakan dari suatu permukaan bumi yang direpresentasikan dalam bidang datar yang meliputi kenampakan alamiah maupun buatan manusia dan memiliki ukuran yang disebut skala. Saat ini perkembangan pembangunan semakin pesat, kebutuhan peta semakin meningkat. Peta sangat penting untuk perencanaan suatu pembangunan. Belum terpetakanya sumber mata air di Rajamandala membuat pengelolaan sumber mata air di kawasan tersebut tidak efektif. Agar pengelolaanya efektif dan efisien dibutuhkan peta topografi di kawasan sumber mata air untuk digunakan sebagai rencana pembangunan penampungan sumber mata air. Peta topografi merupakan peta yang menampilkan gambaran permukaan bumi baik alamiah maupun buatan manusia dan unsur relief disajikan dalam bentuk garis kontur. Pengambilan data dalam pengukuran topografi ini menggunakan metode pengukuran terestris yang dilakukan langsung dilapangan dengan alat seperti ETS, meteran, GPS, prisma, statif, dan jalon. Pengukuran BM dilakukan dengan menggunakan GPS Handheld Trimble. Terdapat dua BM yang menjadi titik referensi pemetaan. Hasil dari pengukuran ini yaitu peta topografi skala 1 500 yang pemanfaatnya digunakan untuk rencana pembangunan penampungan sumber mata air di Rajamandala. Abstract Map is a small picture or miniature of the appearance of a surface of the earth that is represented in a flat area that includes both natural and man-made, and has a measure called scale. Nowadays, current development of developmental is growing rapidly, the needs for map used are increased. Maps are a crucial things for planning a development. With the uncharted springs in Rajamandala making the management of the springs in the area ineffective. In order to be effective and efficient management, a topographic map in the spring area is needed to be used as a plan for the establishment of a spring source. Topographic map is a map that displays a picture of the earth's surface both natural and man-made and relief elements are presented in the form of contour lines. Data collection in this topographic measurement is using terrestrial measurement methods carried out directly in the field with tools such as ETS, meter, GPS, prism, stative, and measurements are carried out using Trimble GPS Handhelds. There are two BMs that become the reference point for mapping. The results of this measurement are a 1 500 scale topographic map, the use of which is used for the construction of a spring water reservoir in Regency government plans to optimize water resources using Mrutu Spring groundwater as a water source for the Drinking Water Supply System SPAM. The maintenance of the groundwater quality and quantity sustainability is necessary to delineate the protection zone of Mrutu Spring. Geological, hydrogeological, and land use parameters assessed the spring protection zone. The Mrutu Spring protection zone determination was conducted using manual and analytical solutions and combination hydrogeological methods. This study finds that the protection zone of Mrutu Spring is around Mrutu Spring up to Mrutu Spring groundwater recharge in the northwest. Mrutu Spring protection zone is divided into protection zone I, II, III, and groundwater recharge for the spring protection zone. The geometry of protection zone I is a circle with a radius of km and 314 m ² . Protection zone II is in the fifth circle with a km and km ² . Protection zone II has an ellipsoidal shape with a radius of km and km ² . The groundwater recharge for the spring protection zone is oval, with a radius of ± 12 km and 57,85 km ² . SeilerJ. R. GatPreface Abbreviations and dimensions Definitions 1 Introduction 2 The water cycle Distribution of water on earth The continental water cycle The components of the Water Cycle Characteristics of different climate zones The vadose zone and its water balance for different climate zones Rechargeable and fossil groundwater and water exploitation The place of recharge in the water cycle 3 Mechanisms and processes of recharge The input precipitation and snowmelt Wet and dry deposition at the interface atmosphere/lithosphere/biosphere Overland-flow and infiltration Matrix-flow and preferential-flow Inter-flow River-infiltration Artificial recharge Water vapor-fluxes in the subsurface 4 Research tools and methods in the study of recharge Water balance estimates Estimate of evapo-transpiration Hydrograph analysis Groundwater level fluctuations Lysimeter studies Hydraulic methods in the vadose zone Isotope and chemical tracers Stable and radioactive environmental isotopes Preparation techniques Measuring techniques Environmental tracers for recharge determination Environmental chloride Environmental tritium Environmental 2H and 18O Artificial tracers Application of tracers Water sampling and sample conservation Comparison between tracers and conventional techniques 5 Recharge under different climate regimes Humid climates Conceptual models Water balance and separation of discharge components Semi-arid climates Arid climates Cold climates 6 Man's impact on the groundwater recharge Land use change Agriculture Land use change Urban areas Global changes and the water cycle 7 Literature survey Subject indexKansas Springs Public Outreach, Kansas Geological SurveyDaftar Pustaka BuchananDAFTAR PUSTAKA Buchanan, Rex. 1998. " Kansas Springs " Public Outreach, Kansas Geological Survey. HendrayanaHendrayana, H., 1994, "Dasar-Dasar Hidrogeologi", Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM, Hydrology of Springss. Engineering, Theory, Management, and Sustainabilitty An Introduction to Groundwater Hydrology " Department of ConservationKresic NevenStevanovic ZoranKresic Neven & Stevanovic Zoran. 2010. " Groundwater Hydrology of Springss. Engineering, Theory, Management, and Sustainabilitty " Elsevier Inc. USA Maine Geological Survey, 2009. " An Introduction to Groundwater Hydrology " Department of Conservation, State of Introduction to Groundwater Hydrology " Department of ConservationMaine GeologicalSurveyMaine Geological Survey, 2009. " An Introduction to Groundwater Hydrology " Department of Conservation, State of 1982. " Hydrogeomorphology ". Lecture Notes. Dept. Geomorphology ITC Springs" Public OutreachRex BuchananBuchanan, Rex. 1998. "Kansas Springs" Public Outreach, Kansas Geological Survey. 1982. "Hydrogeomorphology". Lecture Notes. Dept. Geomorphology ITC Netherland.
air yang keluar dari celah-celah pegunungan atau bukit disebut